Wisata Puro mangkunegaran
Guiding Tourist dari Belanda |
sekilas tentang apa yang ada di Puro Mangkunegaran versi Pangeran Penjelajah (Rhesa Jovian). artikel berikut ini ditulis berdasarkan pembelajaran di Puro Mangkunegaran. Selamat membaca
Sudah 259 tahun Puro Mangkunegaran berdiri. Puro Mangkunegaran sekarang dibuka untuk para wisatawan Domestik dan Mancanegara, mulai di buka pada tahun 1968 oleh K.G.P.A.A Mangkunagoro VIII. Puro Mangkunegaran buka setiap hari pukul 08.00-15.00. Biaya untuk memasuki Puro mangkunegaran sangatlah terjangkau yaitu Rp. 10.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp. 20.000,- untuk wisatawan internasional. Puro Mangkunegaran berbeda dengan Keraton Surakarta. Keraton Surakarta identik dengan warna biru pada bangunannya, sedangkan Puro Mangkunegaran identik dengan warna hijau muda.
Apabila readers ingin mengetahui
sejarah Puro mangkunegaran, silahkan klik disini.
Apa saja yang ada di dalam Puro
Mangkunegaran, berikut ulasannya:
Puro Mangkunegaran menghadap kearah selatan. Di bagian pintu
masuk gerbang depan terdapat
sebuah pekarangan
luas yang dinamakan Pamedan. Di
area itulah jaman dulu tentara
Mangkunegaran yang
dinamakan Legiun Mangkunegaran berlatih
perang. Tempat untuk
menyimpan persenjataan dan kuda perang
berada di bangunan sebelah timur
yang dinamakan Kavallerie,
sekarang tempat itu
ditempati oleh para abdi dalem
Puro Mangkunegaran.
Bagian – bagian bangunan yang dibuka untuk para wisatawan, diantaranya
adalah:
a) Pendopo Ageng,
bangunan ini terdapat di bagian
depan
dari
Pura
Mangkunegaran dan merupakan Pendopo Terbesar dari Keraton –
keraton yang ada
di Jawa. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat untuk Gamelan (Kyai
Pamedansih,
Kyai Windusegara, Kyai Dudah Bangsong, Kyai Lipursari dan Kyai Kanyut Mesem) serta pergelaran tari. Pada bagian depan terdapat 4 patung singa dari German
sejak tahun 1870 dan pada bagian atas
depan Pendopo
terdapat ornamen
dari Belgia yang dinamakan Bangsaltosan (1874). Pada bagian atas atap terdapat lukisan Batik
Kumudowati yang dilukis oleh Liem
Tohiem dari China dan Bapak Soepomo dari Jawa
pada tahun 1837-1840. Terdapat delapan kotak dimana bagian tengahnya
masing-masing
memiliki warna dan arti yang
berbeda. Berikut adalah warna-warna dari Batik
Kumudowati beserta artinya:
1) Kuning, bermaksud mencegah rasa kantuk
2) Biru, untuk mencegah datangnya musibah
3) Hitam, mencegah rasa lapar
4) Hijau,
bertujuan untuk mencegah
frustasi
5) Putih,
untuk mencegah
hawa nafsu
6) Orange,
untuk mencegah perasaan takut
7) Merah,
untuk mencegah kejahatan
8) Ungu, untuk mencegah
pikiran jahat
Batik Kumodowati ditopang oleh 4 pilar besar yang terbuat dari kayu
jati yang dikirim dari
Donoloyo Wonogiri.
b) Paringgitan, bagian dari teras Ndalem Ageng yang berfungsi sebagai tempat
untuk
menerima tamu dari
keluarga Kerajaan dan
sebagai tempat untuk media pementasan Wayang Kulit. Di Paringgitan ini
terdapat lukisan dan
photo dari Mangkunagoro VII, VIII,
dan IX.
c) Ndalem Ageng, bangunan ini adalah bangunan yang paling utama dan
syakral yang berisi Krobongan (tempat sesaji kepada Dewi Sri / Dewi Padi) serta koleksi – koleksi
seperti
Tosan Aji
atau benda pusaka
(Keris, Tombak dan Pedang) dan benda koleksi lainnya.
d) Keputren (Balewarni),
tempat ini terletak disebelah
barat
Ndalem
Ageng yang dulunya dipakai sebagai tempat untuk para
Putri Mangkunegaran. Design Interior di ruangan ini adalah
campuran dari gaya
Eropa
dan gaya Jawa. Terdapat
pula
koleksi-koleksi
photo
keluarga Mangkunegaran.
e) Pracimoyoso, bangunan ini dipakai untuk menerima tamu dari keluarga
kerajaan dan juga terdapat tempat makan untuk jamuannya dan terdapat
juga
berbagai koleksi
benda
dari Bali (bisa dilihat di lampiran).
f) Rekso
Pustoko, terletak di dalam
Puro
Mangkunegaran.
Bangunan
Perpustakaan Rekso Pustoko berada
di bangunan sisi Timur
Puro
Mangkunegaran. Perpustakaan tersebut terdapat dua
lantai. Lantai pertama dipergunakan untuk mendaftar pengunjung yang ingin masuk ke
perpustakaan Rekso Pustoko.
Sebelumnya, pengunjung di haruskan untuk
mengisi buku tamu. Sementara
itu,
Perpustakaan di tempatkan di bagian atas
bagunan yaitu
lantai dua. Sejarah didirikannya perpustakaan
Rekso Pustoko sendiri adalah Puro Mangkunegaran, pecahan dari Keraton Kasunana Surakarta
ternyata memiliki kumpulan sejarah yang
begitu banyak. Oleh karena itu, K.G.P.A.A Mangkunagoro IV membuat
sebuah perpustakaan
yang disebut
Rekso Pustoko. Pada
saat Mangkunagoro IV naik tahta
dan
memerintah dari tahun 1853-1881, pada
tanggal 11 Agustus 1867 beliau mendirikan perpustakaan Rekso Pustoko. Sebelumnya, pada masa pemerintah Mangkunagoro I sampai
III sudah ada buku-buku dan karangan tetapi belum berbentuk
perpustakaan. Baru setelah Mangkunagoro IV memerintah, buku-buku tersebut dijadikan satu menjadi perpustakaan.
g) Museum Kereta Kencana, terdapat koleksi – koleksi kereta kuda dari jaman
Mangkoenegoro
IV-VII (bisa
dilihat di Lampiran).
koleksi
Kereta
Kencana
ini dulunya berfungsi sebagai kendaraan Mangkunagoro IV-VII, juga
masih digunakan untuk acara
tertentu
seperti pernikahan dari keluarga
Mangkunegaran dan penobatan (Jumenengan). Berikut adalah koleksi Kereta Kencana yang ada
di Puro Mangkunegaran:
1) Landaulet, kerata Kencana ini dibuat tahun 1913 di Amsterdam, Belanda
dengan merek G.Barendse Semarang.
2) Glaslandauer,
kereta Kencana ini dibuat pada tahun 1890-1900 dengan merek
Skyper Amsterdam di Amsterdam,
Belanda.
3) Kyai
Condroretno, kereta Kencana ini bermerek Herman’s Hage yang dibuat pada
tahun 1850-1860 di Den Haag, Belanda.
4) Berline, dibuat pada tahun 1880-1900 dengan merek Holmes Derby
London di London,
England. Terdapat dua buah Kereta kencana Berline
di Puro Mangkunegaran.
semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan readers.
-Rhesa Jovian-
Comments
Post a Comment